Kita kembali mengentuk pintu tahun
baru hijriyah.gerbang muharram 14 234 hijrayah kini berada di depan mata.setumpuk harapan dan impian menggerora
di dada kita meyertai datangnya tahun baru hijriyah ini
KISAH
HIJRAH NABI MUHAMMAD S.A.W DARI MEKAH KE MADINAH
Nabi Muhammad
s.a.w hijrah ke Madinah setelah mendapatkaan wahyu dari Allah (Q.s. Al-anfal
ayat 30). Diterangkan bahwa ada orang-orang yang berdaya upaya untuk mencelakai
Nabi. Nabi berhijrah bersama sahabatnya Abu bakar a.s.Sebelum melakukan perjalanan ke Madinah, Nabi bersama Abu Bakar bersembunyi di gunung tsur dalam Gua tsur selama 3 hari 3 malam.
Pada saat itu Nabi dan Sahabat Abu Bakar tengah pengejaran para kaum musyrikin quraisy. Mereka hendak membunuh Nabi sebagai upaya memadamkan cahaya islam.
Namun, upaya pengejaran belum berhasil karena banyak pertolongan Allah diberikan kepada Nabi dan Abu Bakar. Terlihat dari adanya sarang laba-laba dan sarang telur merpati di pintu gua tsur. Sehingga mengindikasikan tidak ada orang di dalamnya.
Barulah setelah itu, Nabi bersama sahabat Abu Bakar memulai perjalanan menuju Madinah. Diriwayatkan bahwa Nabi dan Abu bakar melakukan perjalanan bersama dua orang penunjuk jalan yaitu Abdullah bin Uraiqith dan Amir Bin Fuhairah dengan berkendaraan unta.
Kaum musyrikin quraisy setelah kehilangan Nabi dan Abu Bakar, mereka sibuk menyiarkan ke sekeliling kota Mekah dan kepada Suku-suku dan kabilah, kepala-kepalanya dimintai pertolongan untuk mencari Nabi Muhammad. Siapapun yang berhasil menangkap nabi akan diberikan 100 ekor unta.
Di tengah perjalanan di sebuah dusun bernama qudaidin. Salah seorang penduduknya mengenali Nabi dan sahabat Abu bakar. Kemudian diceritakan kepada pemimpin kabilahnya bernama Suraqah bin Malik Al Mudlij. Namun Suraqah menyangkalnya karena ia ingin menangkapnya sendirian.
Secepatnya Suraqah mengejar perjalanan Nabi dan Sahabat Abu Bakar. Abu bakar yang mengetahui ada seseorang mengejarnya merasa khawatir sampai menangis kalau orang tersebut menangkap Nabi. Nabi pun berdoa’a kepada Allah dan dengan kehendak Allah berulang kali kuda yang ditunggangi Suraqah tergelincir dan Suraqah jatuh terpelanting ke tanah. Keluarlah rasa bahwa kemenangan akan di dapat oleh Nabi Muhammad.
Kemudian Suraqah memanggil nama Nabi dan meminta perlindungan dari bahaya dan juga mengucapkan beribu maaf. Akhirnya mengadakan perjanjian tertulis.
Dari Suraqahlah Nabi mulai mengetahui tentang imbalan 100 ekor unta jika berhasil menangkapnya. Nabi tersenyum dan memerintahkan untuk merahasiakan tentang kepergian dirinya.
Selanjutnya Nabi dan sahabat Abu Bakar singgah di sebuah perkemahan milik seorang perempuan bernama Ummu Ma’bad. Mereka hendak membeli kurma, daging, dan air susu. Pada saat itu nabi melihat seekor kambing yang kurus menderita payah dan sakit. Beliau hendak memerah susunya dengan ijin Allah memancarlah begitu banyak air susu, padahal kambing itu sudah tidak bisa lagi mengeluarkan air susu. Peristiwa menakjubkan ini diceritakan kembali oleh Ummu Ma’bad kepada suaminya Abu Ma’bad. Sampai-sampai ia pun bercita-cita jika bertemu Nabi ingin menjadi pengikut dan sahabatnya.
Sesudah itu, bertemu pula dengan rombonganm kafilah dari Qabilah Banu Sahmin yang dikepalai oleh Buraidah bin Al-Hashib Al-Aslamy. Buraidah yang berhasrat mendapatkan hadiah 100 ekor unta ingin pula menangkap Nabi.
Beserta 70 orang kaumnya hendak menangkap Nabi namun dengan kehendak Allah seketika itu mereka semua membaca Syahadat dan berislam.
Sebelum sampai di Madinah beliau telah mendapat pengikut baru yang dijumpai selama perjalanan. Mereka mengiringi Nabi hingga ke Madinah. Saat masuk ke Madinah dikibarkanlah bendera.
Artikel 2
DI DALAM GOA TSUR
Rasullah
(SAW) dan Abu Bakar (RA) tinggal di dalam goa Tsur pada hari Jum’at, Sabtu, dan
Ahad. Selama itu, berlangsung pertolongan bagi mereka berdua.
1. Abdullah bin
Abu Bakar (RA) mendatangi goa pada malam hari dan menyampaikan berita perihal
berbagai rencana dan kegiatan orang-orang kafir kepada mereka berdua. Sebelum
fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-olah ia selalu berada di
Makkah.2. Amar bin Fuhairah menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam goa pada malam hari sehingga Rasulullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) bisa minum susu domba hingga cukup kenyang. Amar menggiring kembali domba-dombanya ke Makkah sebelum fajar selang beberapa waktu setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke Makkah, dengan demikian jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.
3. Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar (RA) datang ke goa ini, setelah hari ke-tiga, membawa dua ekor onta.
4. Pada waktu itu Abu Bakar (RA) menawarkan satu dari onta itu kepada Nabi (SAW) sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli onta itu. Abu Bakar (RA) pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham untuk onta itu. Onta inilah yang kemudian dikenal sebagai onta Rasulullah (SAW) yang dinamai Quswa.
5. Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.
Artikel 3
PERJALANAN HIJRAH RASULULLAH (SAW)
Dari
rumah beliau; Rasulullah (SAW) pergi menuju rumah Abu Bakar (RA) dan kemudian
mereka berdua melompat keluar melalui jendela belakang rumah dan melarikan diri
di kegelapan malam sebagaimana telah direncanakan. Berdua saja mereka menempuh
jarak lebih-kurang 7.5 Km menuju sebuah goa yang dikenal dengan sebutan “Goa
Tsur”.
Orang-orang kafir
amat sangat marah karena ternyata adalah Ali (RA) yang berada di tempat tidur
Nabi Muhammad (SAW), maka pencarian dan pengejaran secara besar-besaran
terhadap Rasulullah (SAW) pun mereka lakukan. Mereka mengumumkan sayembara
berhadiah 100 ekor onta bagi siapa saja yang dapat menyerahkan kepala Nabi
(SAW). Artikel 4
Hijrah Nabi Muhammad
Pada
September 622, terdapat skenario pembunuhan kepada Nabi Muhammad, maka secara
diam-diam Nabi Muhammad bersama abu
bakar pergi meninggalkan kota Mekkah. Sedikit demi sedikit, Nabi
Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib 320 kilometer (200 mil)
utara Mekkah. Yastrib kemudian berubah nama menjadi Madinat un-Nabi, yang
berarti "kota Nabi", tapi kata un-Nabi menghilang, dan hanya disebut
Madinah, yang berarti "kota". Penanggalan Isalm yang disebut hijriah
dicetuskan oleh Umar bin Khattab pada
tahun 638 atau 17 tahun setelah peristiwa hijrah. Kota tempat tinggal Nabi
Muhammad disebut Madinah dan wilayah sekitarnya disebut Yastrib.

Kalimah Thayyibah
Sungguh
tiada Kalimat yang lebih indah dari Kalimat
“Laa Ilaha Illa Allah”. Kalimat inilah
yang menjadi pembeda seseorang, apakah ia Muslim, Ataukah ia Kafir. Kalimat
yang membawa kemaslahatan di seluruh Dunia. Kalimat yang sangat dibenci
pihak-pihak tertentu. Kalimat yang dapat membuat perubahan besar pada wajah
Dunia. Kalimat yang membawa penerangan bagi segenap Umat Manusia di seluruh
Alam. Kalimat inilah yang akan membuat seseorang bergembira di Hari Kiamat.
Sebagai mana pertanyaan Abu Hurairah ra kepada Rasulullah saw :
يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا
هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ
لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ
أَوْ نَفْسِهِ
"Wahai Rasulullah
siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa'atmu pada hari kiamat?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Aku telah menduga wahai
Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah
ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang
paling berbahagia dengan syafa'atku pada hari kiamat adalah orang yang
mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau
jiwanya".(H.R Bukhari)
Di
seluruh Dunia, setiap orang yang akan menjadi Muslim pasti akan mengucapkan
kalimat ini. Dan setiap Muslimyang taat, psati akan sangat sering
mengulang-ulang kalimat ini, baik dalam sholatnya, dzikirnya, maupun dalam
setiap do’a-do’anya.
Seseorang
yang sering-sering mengucapkan kalimat ini, akan dengan sendirinya terhindar
dari perbuatan-perbuatan dosa. Kalimat ini ialah kalimat tertinggi dalam
tingkatan keimanan. Sebagaimana dalam hadist :
رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ
أَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْعَظْمِ
عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Iman itu ada tujuh puluh cabang, yang paling
tinggi adalah ucapan LAA ILAAHA ILLAALLAH dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan tulang dari jalan, dan malu adalah bagian dari
keimanan."(H.R Abu Daud)
Lalu
apakah makna dari kalimat ini? Sungguh kalimat ini ialah susunan kalimat yang
datang hanya dari Allah swt, dan tiada seorang makhlukpun ciptaanNya yang dapat
membuat yang semisal.
Makna
dari kalimat ini, pertama adalah penolakan terhadap segala ‘ilah’ yang berarti
sesembahan atau tuhan atau bisa juga idola, yang diagung-agungkan selain Allah
swt yang satu. Selanjutnya adalah pengakuan akan hanya Allah satu-satunya dan
tiada lain yang dapat diagungkan dan dipuja-puja. Dua hal inilah yang
menjadikan seseorang telah Muslim dan akan diakui keislamannya. Namun, kedua
hal ini tidak hanya sekedar pengucapan dan tidak menuntut pertanggungjawaban,
sebaliknya, segera setelah seseorang mengucapkan Kalimat “ Laa Ilaha Illa
Allah” akan muncullah serangkaian kewajiban-kewajiban yang mengiringinya.
Namun
saudaraku sekalian, sungguh sekali lagi, tiadalah kalimat terbaik yang dapat
diucapkan seseorang selain kalimat ini. sehingga, dengan hanya mengucapkannya
saja seseorang sudah diwajibkan Allah untuknya surga dan terhindar dari api
neraka yang menyala-nyala. Sebagaimana dalam Hadist Nabi saw :
مَنْ قَالَ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَوْجَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا الْجَنَّةَ
وَأَعْتَقَهُ بِهَا مِنْ النَّا
“Barangsiapa
bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah,
Allah Azzawajalla mewajibkan surga baginya dan
menyelamatkannya dari neraka.”( H.R Ahmad)
Allah Azzawajalla mewajibkan surga baginya dan
menyelamatkannya dari neraka.”( H.R Ahmad)
Karena
itulah sudaraku, sebarkanlah Kalimat ini kepada sebanyak-banyaknya orang dengan
cara yang lembut. Ajaklah mereka untuk menikmati keindahan beriman dan
berislam. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi saw. Beliau mengajak sebanyak-banyaknya
Manusia agar dapat merasakan hidayah Allah swt. Dan inilah kewajiban kita
sebagai Umat Islam. Sesungguhnyaorang-orang yang tidak mengetahui kebenaran
Islam ialah orang-orang yang tersesat. Tugas kitalah sebagai yang mengetahuinya
untuk memberikan petunjuk kepada mereka.
0 komentar:
Posting Komentar